makalah individu, masyrakat dan negara

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Berbicara tentang individu dan masyarakat. Terlebih dulu yang harus kita mengerti adalah pengertian dari individu dan pengertian dari masyarakat itu sendiri. Individu adalah satu orang atau seorang manusia dan masyarakat adalah sekumpulunan individu yang hidup bersama di suatu tempat. Individu dan masyarakat tidak dapat dipisahkan karena tidak akan ada kata masyarakat jika tidak ada individu dan  individu itu sendiri adalah pelaku di dalam suatu masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok individu yang saling berinteraksi, saling membutuhkan satu sama lain. Tidak ada satupun individu yang dpat hidup tanpa individu lainnya. Walaupun seberapa banyak harta yang dimiliki oleh seorang individu, itu sama sekali tidak berharga jika tidak ada individu lain atau dengan kata lain tidak ada interaksi sosial yang terjadi di antara individu atau masyarakat. Maka dari itu, jika kita ingin mengkaji tentang individu maka kita tidak akan pernah bisa lepas dari masalah masyarakat itu sendiri. Karena keduanya, antara individu dan masyarakat saling keterkaitan satu sama liannya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan individu ?
2.      Apa yang dimaksud dengan masyarakat ?
3.      Apa yang dimaksud dengan struktur sosial budaya ?
4.      Apa yang dimaksud dengan pranata sosial budaya ?
5.      Apa yang dimaksud dengan proses sosial budaya
C.    Tujuan
1.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan individu
2.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan masyarakat
3.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan struktur sosial budaya
4.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan pranata sosial budaya
5.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan proses sosial budaya



BAB II
PEMBAHASAN
1.      Individu dan Masyarakat
A.    Individu
1)      Manusia sebagai selaku individu
Individu adalah seseorang atau seorang manusia secara utuh yang tidak dapat dibagi-bagi. Merupakan satu kesatuan antara jasmani dan rohaniah yang melekat pada diri seseorang. Setiap individu mempunyai cirri yang berbeda dengan individu lainnya, seperti bentuk fisik, kecerdasan, bakat, keinginan,perasaan dan memilikitingkat pemahaman atau arti tersendiri terhadap suatu objek. Jadi individu adalah kondisi internal dari seorang manusia yang berfungsi sebagai objek.  Manusia sebagai objek mempunyai 3 naluri yaitu:
a.       Naluri untuk mempertahankan hidup
Naluri untuk mempertahankan hidup telah menimbulkan berbagai kebutuhan. Salah satu kebutuhan yang paling mendasar adalah kebutuhan fisiologis yang terdiri dari makan, minum, dan perlindungan. Semua kebutuhan tersebut didapat dari lingkungan dimana manusia tinggal, dan dalam memanfaatkan lingkungan tersebut membutuhkan teknologi. Teknologi dapat diartikan  sebagai cara-cara atau alat yang dipergunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidunya. Jadi teknologi tidak hanya mencakup peralatan modern atau mesin saja.
b.      Naluri mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan
Naluri untuk mempertahankan keturunan, menuntut adanya kebutuhan akan rasa aman (safety need ) baik dari gangguan cuaca yang tidak nyaman, binatang liar atau manusia lain. Pakaian yang dibuat dari bahan dan model disesuaikan dengan kondisi cuaca. Perumahan dengan bermacam-macam bahan dan juga bentuk, pada dasarnya adalah usaha untuk memperoleh rasa aman dari berbagai gangguan.
Perkawinan selain untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia, juga merupakan cerminan dari adanya ketergantungan individu terhadap individu lain dan adanya naluri untuk meneruskan keturunan.
c.       Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan
Setiap manusia mempunyai naluri untuk ingin tahu tentang sesuatu yang ada disekitarnya, baik itu lingkungan alam maupun lingkungan manusia lainnya. Adanya perbedaan alam seperti daratan, perbukitan, pergunungan perbedaan penyebaran tumbuhan dan hewan, perbedaan fisik manusia seperti ada yang berkulit hitam, putih sawo matang, berbadan jangkung, pendek dan sbb.
Perbedaan budaya manusia seperti dalam hal cara, perbedaan dalam berpakaian, mata pencarian, bentuk rumah dan sbb. Semua itu telah mendorong manusia untuk mencari tahu pertanyaan “ apa, mengapa, bagaimana dan siapa” telah melahirkan sistem pengetahuan, yang kemudian disusun menjadi sistematis melalui aturan-aturan tertentu sehingga melahirkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan ini pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan spiritual dan batin manusia. Sedangkan penerapan ilmu pengetahuan dalam bentuk cara dan alat untuk memenuhi kebutuhan manusia disebut teknologi. Jadi teknologi adalah berbagai cara atau alat untuk memenuhi kebutuhan material manusia. 
2)      Manusia selaku makhluk sosial
walaupun individu adalah satuan yang berdiri sendiri dan memiliki kemampuan serta kebutuhan yang tersendiri pula, namun dalam usaha memnuhi kebutuhan dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya tidak dapat sendiri. Ia selalu membutuhkan individu lain. Ketergantungan individu terhadap individu lain sangat tinggi. Sejak ia dilahirkan sampai meninggal membutuhkan bantuan orang lain.
Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan lingkungan nya. Kalau binatang dalam waktu singkat ia dapat berdiri dan mencari makan sendiri, maka manusia membutuhkan waktu yang jauh lebih lama untuk dapat berdiri dan mencari makan sendiri. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung pada individu lain. Semakin besar individu ketergantungannya terhadap seseorang semakin berkurang, tapi bukan bearti tidak membutuhkan orang lain. Karena sepintar apapun manusia pada dasar nya tidak bisa memenuhi segala kebutuhan dengan cara memproduksi sendiri.
Malinowski (1949), salah seorang tokoh ilmu antropologi dari polandia menyatakan bahwa ketergantungan individu terhadap individu lain dalam kelompoknya dapat terlihat dari usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosialnya yang dilakukan melalui perantaraan kebudayaan. Seperti manusia membutuhkan makan, maka ia memerlukan pengetahuan tentang alat-alat yang dipergunakan untuk memperoleh makanan. Dalam hal ini sistem pengetahuan diperlukan. Sistem pengetahuan ini tidak seluruhnya hasil pengalaman sendiri, tapi perlu pula belajar dan mencontoh atau meniru dari orang lain yang lebih dulu tahu. Kamampuan meniru dan belajar ini adalah kemampuan khas manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain.
Manusia adalah makhluk sosial. Sosial bersal dari kata socius yang artinya kawan. Kawan dalam ilmu sosiologi tidak hanya di artikan sebagai teman bekerja sama tapi juga lawan. Jadi semua orang yang dapat mempengaruhi atau mengundang reaksi orang lain untuk berperilaku di artikan sebagai kawan.
Manusia mempyntai emosi atau perasaan dan perasaan ini perlu di tanggapi atau di respon oleh orang lain. Manusia baru mempunyai makna arau arti dalam hidup kalau ia hidup dengan orang lain. Kalau ia hidup tetap sendiri, ceritanya tidak pernah berkembang dan tamat tanpa kesan, Karena itu dalam kehidupannya melahirkan seorang teman hidup sehingga membuat cerita semakin ramai dan berkembang.
B.     Masyarakat
1)      Pengertian Masyarakat
Masyarakat, dalam Bahasa Inggris disebut society artinya sekelompok manusia yang hidup bersama, saling berhubungan dan mempengaruhi,saling terikat satu sama lain sehingga melahirkan kebudayaan yang sama. Pengertian sekelompok manusia di sini tidak mempunyai batas yang jelas harus beberapa orang, tetapi jumlahnya minimal 2 orang.
Anderson dan Parker(Astrid Susanto,1977) menyebutkan secara rinci bahwa masyarakat adalah:
a)      Adanya sejumlah orang
b)      Tinggal dalm suatu  daerah tertentu
c)      Mengadakan hubungan satu sama lain
d)     Saling terikat satu sama lain karena mempunyai kepentingan bersama
e)      Merupakan satu kesatuan sehingga mereka mempunyai perasaaan solidaritas,
f)       Adanya saling ketergantungan
g)      Masyarakat merupakan suatu system yg diatur oleh norma-norma/aturan-aturan tertentu
h)      Menghasilkan kebudayaan.
Berdasarkan tempat tinggal kita mengenal masyarakat perkotaan dan pedesaan dapat dilihat dari:
a)      Penggunaan lahan
Pedesaan : sebagian besar untuk pertanian dan sebagian kecil untuk bangunanbaik rumah maupun fasilitas social.
Perkotaan  :  sebagian besar untuk bangunan
b)      Mata pencaharian penduduk
Pedesaan  : agraris, ruang kerjanya terbuka, peranan cuaca sangat besar
Perkotaan : bukan agraris ruang kerja umumnya didalam ruangan, cuaca tidak      banyak berpengaruh.
c)      Jumlah dan kepadatan penduduk
Pedesaan  : relative sedikit dan jarang kepadatannya
Perkotaan : penduduknya banyak dan kepadatannya tinggi
d)     Pendidikan dan keterampilan penduduk
Pedesaan : relative rendah dan sama
Perkotaan : penduduknya banyak dan kepadatannya tinggi
e)      Kontak sosial
Pedesaan : bersifat langsung dan terbatas
Perkotaan : banyak yang bersifat tidak langsung dan tinggi
f)       Hubungan sosial
Pedesaan : primer atau gameinschaft artinya akrab, adanya ikatan batin yang kuat, tidak memperhitungkan untung rugi
Perkotaan : sekunder atau gesellshaf artinya berdasarkan kepentingan atau kegunaan dan memperhitungkan untung rugi
g)      Mobilitas penduduk
Pedesaan : rendah
Perkotaan : tinggi
h)      Status sosial
Pedesaan : relatif stabil
Perkotaan : tidak stabil
i)        Stratifikasi social
Pedesaan : sederhana dan sedikit
Perkotaan : kompleks dan banyak
Menurut Soejono Soekanto(1987)beberapa cirri masyarakat perkotaan yang menonjol adalah:
a)      Kehidupan beragama kurang karena disebabkan adanya cara berpikir yg rational,yg berdasakan pada perhitungan-perhitungan eksak
b)      Dapat mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain
c)      Pembagian kerja lebih tegas dan mempunyai batas-bats yang nyata 
d)     Banyak peluang mendapat kerja daripada orang desa 
e)      Jalan pikiran yg rational menyebabkan interaksi sosial berdasarkan kepentingan daripada faktor pribadi
f)       Jalan kehidupan yg cepat mengakibatkan pentingnya faktor waktu
g)      Perubahan social tampak jelas dan cepat sebagai akibat terbukanya pengaruh dari luar.
2)      Status dan Peran Individu Dalam Masyarakat
Setiap individu dalam masyarakat mempunyai peran (role) dan kedudukan (status) yang berbeda. Peran adalah pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai posisi (status) tertentu. Sedangkan kedudukan (status) adalah posisi seseorang dalam kelompok. Mengingat setiap individu mempunyai kepentingan yang beragam, maka setiap individu mempunyai kepentingan yang beragam, maka setiap individu dapat berstatus dan berperan di beberapa kelompok sesuai dengan kepentingan itu.
Setiap individu harus berperilaku atau berperan sesuai dengan kedudukannya agar ia dapat diterima dan diakui keberadaanya. Karena setiap organisasi mempunyai aturan sendiri, maka sanksi yang diberikan oleh setiap organisasi kepada anggota yang melanggar pun berbeda pula. Sanksi ini bertujuan menjaga keutuhan, keseimbangan, kestabilan kelompoknya sehingga tujuan kelompok dapat tercapai.
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang mempunyai peran dan tugas yang berbeda. Tugas seorang dokter berbeda dengan guru, petani, supir atau ABRI. Tetapi masing-masing saling membutuhkan, saling bekerja sama untuk mencapi tujuan yang sama yaitu terpenuhinya kebutuhan dan mencapi kesejahteraan. Dengan demikian peran dan kedudukan sangat penting unutk menjaga keseimbangan dan integritas social. Kedudukan atau status seseorang dalam masyarakat ada 2 macam:
a)      Ascribed status, yaitu kedudukan yang diperoleh tanpa melalui perjuangan atau usaha sendiri. Biasanya diperoleh melalui kelahiran, seperti anak yang bergelar raden, otomatis anaknya juga bergelar raden. Seorang anak menjadi raja karena ayahnya adalah raja. Seorang anak yang berasal dari kasta sudra walaupun ia mempunyai kepintaran dan ketrampilan yang tinggi. Status ini sering pula disebut status yang tertutup, karena setipa orang tidak bisa menjadi anggota secara bebas. Perkawinan biasanya adalah cara untuk masuk ke dalm status ini.
b)      Achieved status, yaitu kedudukan yang diperoleh melalui usaha atau perjuangan sendiri. Seseorang menjadi direktur sebuah perusahaan karena memang ia rajin dan ulet. Status seseorang menjadi guru karena ia berhasil masuk dan belajar dengan baik di IKIP. Status ini bersifat terbuka artinya setiap orang dapat mencapainya atau meraihnya karena kemampuan masing-masing individu dalam beprestasi.
               Setiap status dan kedudukan mempunyai seperangkat simbol atau lambang yang dapat mencerminkan statusnya. Seperti orang yang berstatus ekonomi tinggi tercermin dari bentuk dan luas rumah,seorang guru tercermin sikap dan pakainnya,seorang ABRI dari kegagahan dan pakaiannya,seseorang dari golongan ningrat akan tampak dari cara berbicara dan sopan santunnya. Banyak simbol yang dapat mencerminkan status atau kedudukan seseorang dalam masyarakat. Dengan demikian status dapat disebabkan oleh posisinya dalam pekerjaan,pemilikan kekayaan,agama dan factor bilogis seperti jenis kelamin.
3)      Fungsi Pancasila bagi Kehidupan Bangsa Indonesia
a.       Pancasila sebagai Sikap dan Perilaku setiap Individu
Mengingat individu adalah anggota masyarakat dan negara, maka kesejahteraan, keutuhan dan keamanan masyarakat dan negara diawali dari sikap dan perilaku individu. Kalau etika dan norma dipahami, dipatuhi dan dilaksanakan oleh setiap individu maka tujuan hidup bermasyarakat dan bernegara pun dapat dengan mudah dapat dicapai. Kualitas masyarakat dan negara, ditentukan pula oleh kualitas individu, semakin baik kualitas individu maka semakin baik pula kualitas masyarakat dan negara. Setiap individu mempunyai kelebihan dan keterbatasan, mempunyai harapan dan keadaan yang berbeda, namun yang pasti kesejahteraan adalah tujuan setiap individu. Pancasila memberikan arahan dan pedoman dari kesejahteraan yang ideal yang diinginkan oleh setiap manusia yaitu kesejahteraan yang menyelaraskan antara harapan dan kenyataan, antara lain lahir dan batin, antara jasmaniah dan rohaniah, antara dunia dan akhirat.
b.      Pancasila sebagai Pedoman Bermasyarakat
Pancasila sangat memahami kodrat dan hakiki manusia selaku makhluk social yang senantiasa membutuhkan orang lain dalam hidup dan perkembangannya. Dalam sila ke-2 dijelaskan secara rinci tentang etika bermasyarakat yaitu menghargai persamaan derajat, keseimbangan hak dan kewajiban, menjunjung nilai kemanusiaan, bekerja sama, bergotong-royong, gemar melakukan perbuatan-perbuatan luhur berdasarkan kekeluargaan gotong-royong, adil dan menghormati orang lain, suka menolong, sama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan adil.
c.       Pancasila sebagai Pedoman Bernegara
Negara merupakan alat yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat. Negara mempunyai kewenangan mengatur hubungan bermasyarkat demi tercapainya tujuan bersama. Kewenangan yang dimiliki negara tidak semaunya, seenaknya sendiri atau untuk kelompok tertentu, tetapi dikendalikan oleh Pancasila sebagai sumber hukum. Indonesia adalah negara Pancasila yaitu negara yang mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan, selalu punyai itikad baik dan rasa tanggung jawab alam melaksanakan tugas dan mengambil keputusan, menggunakan akal sehat dan hati nurani yang luhur, keputusan-keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan YME, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran, menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Melindungi segenap bangsa dan tanah air Indonesia, memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. Pancasila menjadi dasar hidup bernegara, menjadi semangat bernegara untuk mencapai kesejahteraan bersama, menjadi sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di Indonesia, menjadi pedoman berperilaku.
d.      Pancasila sebagai nilai acuan, moral, norma hokum dalam masyarakat
Telah kita ketahui bahwa pancasila adalah dasar Negara  RI yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Berarti tata kehipadupan manusia Indonesia baik selaku individu, selaku anggota masyarakat dan rakyat suatu Negara, harus mengacu kepada nilai, norma kaidah yang terkandung dalam pancasila. 
Nilai mengandung pengertian sebagai sesuatu yang berguna atau berharga. Nilai dapat berupa benda atau material, dan dapat pula non material yaitu ide, gagasan atau pemikiran.
Pancasila merupakan dasar perilaku manusia, karena nilai yang terkandung dalam pancasila penuh ( dengan nilai keagamaan, nilai kebenaran, nilai kebaikan, nilai kemanusiaan dan nilai keindahan hidup bermasyarakat). Dalam pancasila terkandung nilai sifat hakiki manusia selaku makhluk ciptaan Tuhan, selaku individu secara pribadi, individu selaku anggota masyarakat dan Negara. Didalamnya terkandung keserasian, keselarasan dan keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat., antara aspek material dan spiritual, antara jasmaniah dan rohaniah. Karena itu pancasila tuntutan, pedoman dan pegangan setiap individu dalam bersikap dan berperilaku sehingga tercipta ketentraman, kenyamanan dan keamanan dalam hidup bermasyrakat dan bernegara.
Moral berasal dari kata mores  yang artinya tata kelakuan. Tata artinya adalah aturan-aturan dan petunjuk-petunjuk dalam berperilaku. Perbuatan-perbuatan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Ajaran-ajaran tentang perbuatan yang baik dan buruk, yang benar dan yang salah. Moral sering disebut dengan etika memberikan batas-batas yang jelas kepada individu selaku anggota masyarakat supaya individu berperilaku sesuai dengan aturan yang berlaku. Supaya dapat diterima dan diakui sebagai anggota masyarakat moral mempunyai fungsi menjaga solidaritas antara anggota dan masyrakat.
Norma atau kaidah adalah aturan-aturan tentang perilaku tentang yang harus dan tidak boleh dilakukan dengan disertai sanksi atau ancaman bila norma tidak dilakukan. Setiap individu harus taat kepada norma-norma yang berlaku pada masyarakat supaya tercipta keseimbangan, keamanan dan kenyamanan.
Nilai, moral, dan norma yang terkandung dalam pancasila dapat menjembatani waktu dan perbedaan tempat setiap suku, karena nilai, moral dan norma yang ada dalam pancasila berakar dari budaya bangsa Indonesia yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu sampai sekarang.
2.      Struktur, Pranata dan Proses Sosial Budaya
A.    Struktur Sosial Budaya
Struktur sosial merupakan pola perilaku dari setiap individu masyarakat yang tersusun sebagai suatu sistem.
Masyarakat mirip suatu sistem sosial budaya terdiri dari sejumlah orang yang berhubungan secara timbal balik melalui budaya tertentu. Setiap individu mempunyai ciri dan kemampuan sendiri, perbedaan ini yang menyebabkan timbulnya perbedaan sosial.
Perbedaan sosial bersifat universal, ini berarti perbedaan sosial dimiliki setiap masyarakat dimanapun. Perbedaan dalam masyarakat seringkali menunjukkan lapisan-lapisan yang bertingkat. Lapisan yang bertingkat dalam masyarakat disebut Stratifikasi Sosial.
Ukuran yang digunakan untuk menggolongkan penduduk dalam lapisan-lapisan tertentu yaitu:
a)      Ukuran kekayaan (kaya miskin, tuan tanah penyewa)
b)      Ukuran kekuasaan (penguasa/dikuasai) penguasa punya wewenang lebih tinggi
c)      Ukuran kehormatan (berpengaruh/terpengaruh) ukuran ini ada di masyarakat tradisional (pemimpin informal)
d)     Ukuran ilmu pengetahuan (golongan cendekiawan/ rakyat awam)
B.     Pranata Sosial Budaya
Menurut koentjaraningrat pranata social adalah satu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks kebutuhan khusus dalam masyarakat. Sedangkan menurut soerjono soekanto ( dengan menggunakan istilah lembaga kemasyarakatan ) adalah himpunan dari norma-norma dari segala tindakan yang berkisaar pada suatu kebutuhan pokok didalam kehidupan masyarakat.
Pranata social dalam pengertian ilmu social tidkebutuhan manusia sangatlah beraneka ragam, sehingga pranata social yang mendukungnya pun beraneka ragam pula. Manusia misalnya mempunyai kebutuhan untuk berkembang biak atau mengembangkan keturunan. Manusia memerlikan atuaran dalam menyalurkan nafsu seks dalam menghasilkan keturunan itu supaya tidak sama seperti kelakuan binatang. Oleh karena itu manusia membentuk pranata keluarga yang akan mengatur pemenuhan kebutuhan pokoknya itu. Dalam pranata keluargaada sejumlah norma yang mengaturnya mulai dari kegiatan meminang, melamar, pernikahan, upacara adat, mas kawin, hubungan kekerabatan dan sebagainya.
Beberapa contoh pranata social, misalnya : pranata keluarga, pranata agama, pranata ekonomi, pranata pendidikan, pranata polotik dan sebagainya.
Apa sebenarnya fungsi pranata itu bagi kehidupan manusia. Pranata-pranata social yang dibentuk oleh masyarakat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia, mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
1)      Memberikan pedoman pada anggota masyarakat bagaimana mereka harus bertingkahlaku atau bersikap didalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat yang bersangkutan
2)      Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan
3)      Memberikan pegangan kepada mesyarkat untuk mengadakan sistem pengendalian social yaitu sistem pengawasan dari masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
C.    Proses Sosial Budaya
Manusia senantiasa saling berhubungan dengan manusia lain atau melakukan kontak social. Hubungan antar individu yang saling mempengaruhi dalam hal pengetahuan, sikap dan perilaku disebut interaksi social. Interaksi sosial dapat terjadi antar individu, individu dengan kelompok dan antar kelompok. Komunikasi tidak selamanya dalam bentuk langsung atau tatap muka seperti kita berbicara atau bersalaman. Ada pula komunikasi tidak langsung yaitu melalui perantara surat, telepon, surat kabat, televise atau radio. Perantara itu disebut sebagai media komunikasi.\Inbesar kecilnya pengaruh yang diterima oleh individu tergantung kepada sifat interaksinya. Menurut Astrid Susanto (1977) sifat interaksi social itu adalah:
1)      Frekuensi interaksi, makin sering makin kenal makin banyak pengaruhnya
2)      Keteraturan interaksi, semakin teratur, semakin jelas arah perubahnnya
3)      Ketersebaran interaksi, semakin banyak dantersebar, semakin banyak yang dipengaruhinya
4)      Keseimbangan interaksi, semakin seimbang posisi kedua belah pihak yang berinteraksi semakin besar pengaruhnya.
5)      Langsung tidaknya interaksi, bila interaksi bersifat langsung, kedua pihak bersifat aktif, maka pengaruhnya semakin besar
Bila proses interaksi terus berlanjutsehingga menimbulkan perubahan dalam stuktur masyarakat, maka dapat menimbulkan proses social. Dan bila proses social ini terus berlanjut dapat menyebabkan perubahan kebudayaan.
Interaksi yang bersifat seimbang, terjadi antara dua individu yang posisinya sama atau setingkat seperti teman sekolahdan teman sepermainan akan lebih besar pengaruh yang diterima oleh kedua belah pihak.
Interaksi social dapat menimbulkan:
a)      Kerja sama ( cooperation)
b)      Persaingan ( competition)
c)      Pertikaian ( conflict)
Kerja sama terjadi bila individu atau kelompok mempunyai kesadaran akan tujuan yang sama, sehingga timbul aktivitas yang saling menunjang, membantu untuk bersama-sama mencapai tujuan.
Ada tiga bentuk kerja sama yaitu:
1)      Bergantung yaitu perjanjian pertukaran barang atau jasa
2)      Cooptation yaitu penerimaan unsur-unsur baru sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan atau ketidak stabilan.
3)      Coalition yaitu penggabungan dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama.
Bila dua kelompok yang berbeda kebudayaannya saling berbaur menjadi satu kesatuan hingga menghasilkan kebudayaa baru yang berbeda dengan kebudayaan aslinya disebut asimilasi.
Bila dua kelompok yang berbeda budaya saling bertemu dan melakukan kontak social yang intensif, sehingga terjadi pembaruan tanpa menghilangkan cirri kebudayaan aslinya disebut dengan akulturasi.
Persaingan adalah proses social diman dua individu atau kelompok berusaha mencari sesuatu yang menjadi pusat perhatian tanpa kekerasan atau ancaman.
Pertikain atau konflik adalah pertentangan antara individu atau kelompok, baik yang terlihat dengan jelas dan terbuka ( misalnya dalam bentuk perkelahian) maupun tidak( misalnya hanya dalam sikap).
Usaha untuk mencegah, mengurangi, menghindari dan menghentikan pertentangan disebut akomodasi.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Setiap orang dilahirkan sebagai makhluk individu. Individu merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyebut suatu kesatuan yang paling kecil. Individu sering digunakan sebutan “ orang ” atau “ manusia perseorangan” sebagai individu, manusia merupakan suatu sistem yang terdiri atas subsistem jasmani dan rohani. Jadi individu adalah kesatuan utuh antara jasmani dan rohani. Setiap individu memiliki cirri khas dan kebutuhan yang tersendiri. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, setiap individu membutuhkan individu lain. Karena itulah individu selalu hidup berkelompok membentuk masyarakat.
Masyarakat adalah sejumlah orang yang hidup dalam suatu daerah saling berhungan dan terikat datu sama lain, sehingga memiliki rasa solidaritas dan menghasilkan kebudayaan.
Individu mempunyai kebutuhan. Untuk memnuhi kebutuhan, karena itu saling diperlukan wadah atau tempat berinterasinya individu menurut pola perilaku tertentu dan sesuai dengan norma dan kebudayaan tertentu pula. Maka timbul lah pranata yang berupa pranata ekonomi, social, politik, pendidikan, agama, bahasa, seni dan teknologi.
B.     Saran
Sebagai individu kita harus saling membaur dan turut serta disetiap kegiatan yang menyangkut masyarakat. Agar dapat diterima di dalam masyarakat kita harus bisa mematuhi norma dan aturan yang berlaku di masyarakat supaya tercipta kondisi yang aman dan tentram dan juga saling menghargai setiap perbedaan yang ada di dalam masyarakat seperti perbedaan dalam agama, suku, ras dan lain sebagainya.









DAFTAR PUSTAKA

Silvester Petrus Taneo, Dkk, (2010), Kajian IPS SD 3 Sks


Komentar

Postingan populer dari blog ini

media dan metode pembelajaran ips sd

layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar

makalah ilmu kealaman dasar "sumber daya alam"